Kamis, 08 Januari 2009

AKSI DAMAI

KORBANKAN LINGKUNGAN DEMI PUBLIKASI DIRI SANG POLITISI BUSUK

(POLITIK YANG TAK BERPIHAK PADA LINGKUNGAN)

Era demokrasi terbuka di Indonesia seperti saat ini, menumbuhkan birahi individu dalam masyarakat untuk maju dalam pertarungan politik. Duduk sebagai wakil rakyat dan kepala daerah menjadi tujuan banyak orang dewasa ini. Memang semua orang punya hak untuk muncul sebagai penyelamat kalau tidak ingin disebut sok pahlawan.

Tetapi tahukah kita? Saat ini politik yang serba terbuka ini memunculkan polemik baru? Libido para petarung – petarung atau biasa disebut caleg yang ingin duduk menjadi anggota legislatif di 2009 mengorbankan banyak hal. Mereka yang maju pada pesta demokrasi tersebut sama sekali tidak dikenal oleh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan para caleg tersebut tidak pernah sama sekali berbuat untuk kepentingan rakyat, baik yang sudah duduk, atau yang masih berstatus calon. Tetapi entah kenapa mereka tetap saja Percaya Diri untuk maju. Karena tidak ada yang mengenal mereka, jalan pintas untuk memperkenalkan diri pun dilakukan, yaitu dengan menempelkan Poster, photo, spanduk dan lainnya di sembarang tempat meminta orang untuk memilih mereka. Maklum cara publiksi ini tidak kena pajak reklame.

Poster, photo dan spanduk para caleg dan partai yang disebar tersebut akhirnya akan menjadi sampah yang merusak lingkungan dan melanggar estetika keindahan kota. Lebih parahnya lagi, atribut – atribut politik tersebut ditusuk atau dipaku langsung sehingga akan melukai bahkan membunuh pohon. Padahal pohon yang ada tersebut sudah banyak memberi pertolongan kepada kita, baik itu Oksigen, kesejukan, keindahan dan lainnya. Kita yakin mereka tahu tentang hal itu, tetapi entah kenapa mereka masih saja menjadihan pohon sebagai sasaran menempelkan atribut mereka.

Praktek memperkenalkan diri lewat pamer photo caleg tersebut juga merupakan pendidikan politik yang buruk untuk masyarakat. Karena masyarakat calon pemilih dalam pemilu dipaksa berdialog dengan benda mati dalam hal ini photo atau spanduk. Padahal masyarakat yang memiliki hak pilih dalam pemilu nanti tidak pernah mengenal siapa mereka yang saat ini mengaku calon pembela rakyat dengan umbar janji tersebut. Bukankah seharusnya masyarakat harus mengenal secara dekat orang – orang yang akan dipilihnya?. Bukan malah disuruh bertanya atau berbicara dengan foto.....

Karena itu, menjelang peringatan hari keaneka ragaman Hayati yang jatuh pada tanggal 29 Desember 2008:

1. kami meminta kepada Para caleg dan partai politik agar tidak menggunakan apalagi merusak pohon dalam menempatkan atribut kampanye politik.

2. Kami meminta untuk tidak merusak keindahan kota dengan menempatkan Atribut kampanye politik dengan sembarangan

3. Kami meminta kepada Dinas Pertamanan untuk mencabut dan membersihkan semua atribut Partai politik dan caleg yang menusuk pohon dan merusak lingkungan

4. meminta Pemerintah daerah untuk mengeluarkan PERDA untuk melarang dan memberikan sangsi kepada Partai politik dan Caleg yang atributnya menusuk pohon dan merusak lingkungan.

5. Menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memilih Caleg atau partai Politik yang posternya melukai pohon dan merusak lingkungan, karena mereka termasuk POLITISI BUSUK.

Salam kami

Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup Indonesia

(AMPLHI)

Oi Medan, WALHI SUMUT, AJI Medan, PKPA, BPRPI, GMNI Cab. MEDAN.


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam Oi..!!
Salut buat BPK Oi Medan yang peduli terhadap lingkungan, sebab Luka di Bumi ini milik bersama..!!